LAPORAN
PRAKTIKUM
DASAR-DASAR ILMU
TANAH
ACARA V
ANALISIS DERAJAT
KERUT TANAH
Disusun oleh
Nama : Ken priambodo
NIM : A0B012027
Kelompok : II D3 PSL
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS
PERTANIAN
PURWOKERTO
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Tanah
merupakan hasil evolusi dan mempunyai susunan teratur yang unik yang terdiri
dari lapisan-lapisan atau horison-horison yang berkembang secara genetik.
Proses-prose pembentukan tanah atau perkembangan horizon dapat dilihat sebagai
penambahan, pengurangan, perubahan atau translokasi.
Tanah mempunyai cirri khas dan
sifat-sifat yang berbeda-beda diantara tanah di suatu tempat dengan tempat yang
lain. Sifat-sifat tanah itu meliputi fisika dan sifat kimia. Beberapa sifat
fisika tanah antara lain tekstur, struktur, dan kadar lengas tanah. Untuk sifat
kimia menunjukan sifat yang dipengaruhi oleh adanya unsur maupun senyawa yang
terdapat di dalam tanah tersebut. Beberapa contoh sifat kimia yaitu pH, kadar
bahan organik dan Kapasitas Pertukaran Kation (KPK). Setiap tanah memiliki
sifat mengembang dan mengkerut, oleh karena itu pada praktikum kali ini akan di
bahas tentang derajat kerut tanah.
A. Tujuan
Untuk
mengetahui besarnya derajat kerut dari berbagai jenis tanah dan membandingkan
besarnya derajat kerut antar jenis tanah yang diamati.
BAB II
Tinjauan pustaka
Secara fisik tanah mineral merupakan campuran dari bahan
anorganik, bahan organik, udara dan air. Bahan anorganik secara garis besar
terdiri atas golongan fraksi tanah yaitu pasir, debu, dan liat. Masing-masing
fraksi mempunyai ukuran dan sifat yang berbeda-beda. Fraksi-fraksi itu antara
lain :
1.
Pasir
Pasir
merupakan suatu fraksi yang memiliki ukuran 0.05 mm – 2 mm, bersifat tidak
plastis dan tidak liat, daya menahan air rendah, ukurannya yang besar
menyebabkan ruang pori makro lebih banyak, perkolasi cepat, sehingga aerasi dan
drainase tanah pasiran relatif baik.
2.
Debu (lanau)
Debu atau yang
biasa disebut dengan lamau ini merupakan suatu fraksi yang memiliki ukuran
0.002 mm – 0.05 mm, memiliki sedikit sifat plastis dan kohesi yang cukup baik.
Debu sebenarnya merupakan pasir mikro dan sebagian besar adalah kuarsa.
3.
Liat
Fraksi liat
merupakan suatu fraksi yang mamiliki ukuran kurang dari 0.002 mm, berbentuk
mika atau lempeng, bila dibasahi amat lengket dan sangat plastis, sifat
mengembang dan mengkerut yang besar. Bila kering menciut dan banyak menyerap energi panas, bila dibasahi terjadi
pengembangn volume dan terjadi pelepasan panas yang disebut sebagai panas
pembasahan (heat of wetting).
Tanah yang banyak mengandung pasir
akan mempunyai tekstur yang kasar, mudah untuk diolah, mudah merembeskan ar,
dan disebut sebagai tanah ringan. Sebaliknya tanah yang banyak mengandung liat
akan sulit meloloskan air, aerasi buruk, lengket dan dalam pengolahannya
sehingga disebut tanah berat.
Berat ringannya tanah akan menentukan
besarnya derajat kerut tanah. Semakin tinggi kandunganliat, semakin besar
derajat kerut tanah. Selain itu, bahan organik tanah berpengaruh sebaliknya.
Semakin tinggi kandungan bahan organik tanah maka derajat kerut tanah makin
kecil.
Tanah
dapat terbagi menjadi beberapa jenis yang masing-masing memiliki sifat yang
berbeda-beda. Ada jenis tanah yang mempunyai sifat mengembang (bila basah) dan
mengkerut (bila kering). Akibatnya pada musim kering karena tanah mengerut maka
tanah menjadi pecah-pecah. Sifat mengembang dan mengerutnya tanah disebabkan
oleh kandungan mineral liat montmorillonit yang tinggi. Besarnya pengembangan
dari pengerutan tanah dinyatakan dalam nilai COLE (Coefficient Of Linear
Extensibility) atau PVC (Potential Volume Change = Swell index = index
pengembangan). Istilah COLE banyak digunakan dalam bidang ilmu tanah (pedology)
sedang PVC digunakan dalam bidang engineering (pembuatan jalan, gedung-gedung
dsb). (Hardjowigeno,2010)
Tanah mempunyai sifat
mengembang (bila basah) dan mengerut (bila kering). Berat ringannya tanah akan
menentukan besarnya derajat kerut tanah. Semakin tinggi kandungan liat, semakin
besar derajat kerut tanah. Selain itu, bahan organik tanah berpengaruh
sebaliknya. Semakin tinggi kandungan bahan organik tanah, maka derajat kerut
tanah semakin kecil(Notohadiprawiro, 1998).
Tanah yang banyak mengandung pasir akan
mempunyai tekstur yang kasar, mudah diolah, mudah merembaskan air dan disebut
sebagai tanah ringan. Sebaliknya tanah yang banyak mengandung liat akan sulit
meloloskan air, aerasi jelek, lengket dan sukar pengolahannya sehingga disebut
tanah berat. (Sarief, 1986)
BAB III
METODE
PRAKTIKUM
A. Alat
dan bahan
·
Contoh tanah halus diameter 0,5mm
(Inseptisol, Andisol, Vertisol, Ultisol, Entisol)
·
Botol semprot
·
Air
·
Cawan porselen
·
Colet
·
Cawan dakhil
·
Jangka sorong
·
Serbet / lap pembersih.
B.
Cara Kerja
·
Tanah halus diambil secukupnya,
dimasukkan ke dalam cawan porselen, ditambah air dengan menggunakan botol
semprot, lalu diaduk secara merata dengan colet sampai pasta tanah menjadi
homogen.
·
Pasta tanah yang sudah homogen tadi
dimasukkan ke dalam cawan dakhil yang telah diketahui diameternya dengan
menggunakan jangka sorong. (diameter awal)
·
Cawan dakhil yang telah berisi pasta
tanah tersebut dijemur di bawah terik matahari, kemudian dilakukan pengukuran
setiap 2 jam sekali sampai diameternya konstan. (diameter akhir)
Perhitungan :
Derajat kerut = diameter awal –
diameter akhir x 100% diameter awal
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. Pada
praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah kali ini, kami dari rombongan 2, kelompok C
mendapatkan jenis tanah entisol. Tanah entisol adalah tanah-tanah yang memiliki
kecenderungan menjadi tanah asal yang baru. Tanah ini memiliki ciri adanya
kenampakan yang kurang muda dan tanpa horison genetik alamiah, atau dengan kata
lain tanah entisol hanya memiliki horizon-horison permulaan. Sebagian besar
tanah di dunia yang berkembang dari sedimen yang tidak dapat disatukan adalah
jenis tanah entisol, yang menjadi penyebab utama keberadaan tanah entisol ini
adalah adanya lereng yang curam sehingga erosi cepat terjadi.
B. Dalam
praktikum kali ini, yang kita amati adalah sebagai berikut:
DERAJAT KERUT TANAH
Besarnya derajat
kerut tanah ditentukan oleh berat ringannya tanah. Nilai derajat kerut tanah
akan semakin besar apabila kandungan liatnya semakin tinggi. Sedangkan bahan
organik tanah memiliki pengaruh yang berkebalikan dengan kandungan tanah liat.
Semakin tinggi kandungan bahan organik, maka derajat kerut tanahnya semakin
kecil.
Pada praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah acara pertama, yaitu
mengenai derajat kerut tanah.Kami kelompok C dari rombongan II memperoleh jenis
tanah entisol. Dari setiap rombongan terdapat 5 kelompok. Masing-masing
kelompok mengamati jenis tanah yang berbeda-beda. Hasil pengamatan dari kelima
kelompok, yang mengamati jenis tanah yang berbeda dapat diperoleh tabel sebagai
berikut :
Tabel 1. Derajat kerut beberapa jenis tanah
No.
|
Jenis
Tanah
|
Pengamatan ke
|
Derajat Kerut
(%)
|
||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
||||
1.
|
Ultisol
|
Ø1
Ø2
x
|
3,37
3,35
3,36
|
3,35
3,27
3,31
|
3,33
3,263
3,2965
|
3,22
3,24
3,23
|
3,22
3,21
3,215
|
4,5
4,2
4,35
|
|
2.
|
Inceptisol
|
Ø1
Ø2
x
|
4,02
3,855
3,9375
|
3,97
3,65
3,81
|
3,903
3,55
3,7265
|
3,803
3,404
3,6035
|
3,7
3,33
3,515
|
3,7
3,33
3,515
|
7,96
13,6
10,78
|
3.
|
Entisol
|
Ø1
Ø2
x
|
3,85
3,81
3,83
|
3,5
3,48
3,49
|
3,425
3,63
3,5275
|
3,42
3,44
3,43
|
3,58
3,68
3,632
|
3,46
3,49
3,477
|
11,1
8,4
9,75
|
4.
|
Vertisol
|
Ø1
Ø2
x
|
3,86
3,83
3,845
|
3,54
3,51
3,52
|
3,49
3,47
3,48
|
3,42
3,33
3,375
|
3,4
3,33
3,35
|
11,9
13,8
12,85
|
|
5.
|
Andisol
|
Ø1
Ø2
x
|
3,8
3,8
3,8
|
3,7
3,7
3,7
|
3,6
3,6
3,6
|
3,44
3,44
3,44
|
3,43
3,43
3,43
|
3,41
3,41
3,41
|
10,26
10,26
10,26
|
Angka pada setiap kolom pada tabel di atas
diperoleh dari pengukuran dengan menggunakan jangka sorong. Pengamatan dengan
cara pengukuran itu dilakukan dengan selang waktu 2 jam. Dari setiap pengukuran
2 jam itu besarnya pengkerutan diukur sampai dengan didapatkan diameter yang
konstan. Pencapaian diameter konstan dari setiap jenis tanah diperoleh pada
jumlah pengamatan yang berbeda. Hal itu dapat dilihat pada jenis tanah ultisol
dan jenis tanah vertisol yang pada pengamatan ke-5 nya telah mencapai nilai
konstan. Sedangkan pada jenis tanah inceptisol. Entisol,dan andisol baru pada
pengamatan ke-6 nya mencapai nilai konstan.
Pada kolom derajat kerut tanah terdapat nilai angka dalam
bentuk persentase. Persentase itu diperoleh dari selisih diameter awal dengan
diameter akhir dibanding dengan diameter awal, lalu dicari nilai persentasenya
dengan cara mengalikannya dengan 100%. Atau dapat ditulis dengan rumus sebagai
berikut :
Pada sekali pengamatan dalam acara praktikum derajat kerut tanah,
pengamatan dilakukan pada 2 cawan dakhil. Sehingga pada setiap jenis tanah
dilakukan 2 kali pengamatan, yaitu pada cawan dakhil pertama dan cawan dakhil
kedua.
Pada cawan dakhil pertama dari jenis tanah entisol diperoleh
diameter awal sebesar 3,85 cm, diameter akhir 3,465 cm dengan nilai derajat
kerut pada cawan dakhil pertama 11,1 %. Dari cawan dakhil pertama dari jenis
tanah ultisol diperoleh diameter awal sebesar 3,37 cm, diameter akhir 3,22 cm
dengan nilai derajat kerut 4,5 %. Pada cawan dakhil pertama dari jenis tanah
inceptisol diperoleh diameter awal sebesar 4,02 cm, diameter akhir 3,7 cm
dengan nilai derajat kerut 7,96 %. Pada cawan dakhil pertama dari jenis tanah
vertisol diperoleh diameter awal sebesar 3,86 cm, diameter akhir 3,4 cm dengan
nilai derajat kerut 11,9 %. Dan cawan dakhil pertama dari jenis tanah andisol
memiliki nilai diameter awal 3,8 cm, diameter akhir 3,41 cm dengan nilai
derajat kerut 10,26 %.
Pada cawan dakhil kedua pada jenis tanah entisol diketahui nilai diameter
awal 3,81 cm, diameter akhir 3,49 cm dan nilai derajat kerut 8,4%. Dari cawan
dakhil kedua pada jenis tanah ultisol diketahui nilai diameter awal 3,35 cm,
diameter akhir 3,21 cm dan nilai derajat kerut 4,2%. Dari cawan dakhil kedua
pada jenis tanah inceptisol diketahui nilai diameter awal 3,855 cm, diameter
akhir 3,33 cm dan nilai derajat kerut 10,78%. Dari cawan dakhil kedua pada
jenis tanah vertisol diketahui nilai diameter awal 3,83 cm, diameter akhir 3,3
cm dan nilai derajat kerut 12,85%. Dari cawan dakhil kedua pada jenis tanah
yang terakhir yaitu jenis tanah andisol diketahui nilai diameter awal 3,8 cm,
diameter akhir 3,41 cm dan nilai derajat kerut 10,26%.
Dari nilai derajat kerut yang telah diketahui dari cawan dakhil pertama
dan cawan dakhil kedua pada masing-masing jenis tanah, maka dapat diketahui
nilai rata-rataderajat kerut dari setiap jenis tanah. Seperti dapat kita lihat
pada tabel di atas bahwa nilai rata-rata derajat kerut dari jenis tanah ultisol
adalah 4,35%, inceptisol 10,78%, entisol 9,75%, vertisol 12,85%, dan andisol
10,26%. Bila dilihat dari nilai derajat kerut tersebut maka dapat diketahui
nilai derajat kerut rata-rata dari yang terkecil sampai terbesar adalah ultisol
(4,35%), entisol (9,75%), andisol (10,26%), dan yang memiliki nilai rata-rata
derajat kerut yang tertinggi adalah jenis tanah vertisol (12,85%).
Besar kecilnya derajat kerut tanah dipengaruhi oleh berat
ringannya tanah. Tanah ringan adalah tanah yang banyak mengandung pasir
sehingga mempunyai tekstur yang kasar, mudah untuk diolah, dan mudah untuk
merembeskan air. Sedangkan tanah berat adalah tanah yang lebih banyak memiliki
kandungan liat sehingga sulit untuk meloloskan air, memiliki aerasi yang jelek,
tanahnya lengket, dan suliut untuk diolah. Dengan mengetahui nilai derajat
kerut tanah, maka kita juga dapat mengetahui kadar kandungan bahan organik dari
tanah tersebut. Hal itu disebabkan karena kadar bahan organik memiliki pangaruh
yang saling berkebalikan dari ukuran berat ringan tanah, yaitu semakin tinggi
kandungan bahan organik tanah maka nilai derajat kerut tanahnya akan bernilai
semakin kecil.
Dari nilai rata-rata derajat kerut yang telah kita ketahui, maka
juga dapat kita ketahui banyaknya kandungan bahan organik di dalam tanah. Dari
data tersebut diketahui urutan dari jenis tanah yang memiliki kandungan bahan
organik yang terkecil saampai dengan yang terbesar adalah vertisol (12,85%),
inceptisol (10,78%), andisol (10,26%), entisol (9,75%), dan ultisol (4,35%).
Derajat kerut pada tanah jenis Vertisol termasuk besar bila
dibandingkan dengan tanah yang lainnya. Derajat kerut yang besar bahwa tanah
Vertisol memiliki kandungan liat yang lebih banyak daripada jenis tanah yang
lain. Karena koloid liat dapat mengisi air diantara paket-paket kristal. Bila
cukup banyak air yang diabsorpsi atau diserap, maka volumenya akan membesar dan
tanah akan tampak menggelembung. Namun, jika kondisi tanah kering, air menguap
dan koloid akan mengkerut kembali. Tetapi tanah Vertisol memiliki kandungan
bahan organik yang lebih kecil daripada tanah yang lain.
Sifat menggembung dan mengkerutnya tanah disebabkan oleh besarnya
prosentase (%) kandungan mineral monmorilonit yang tinggi secara fisik tanah
mineral merupakan campuran dari bahan organik, anorganik, udara dan air. Bahan
anorganik secara garis besar terdiri dari golongan fraksi tanah yaitu pasir,
debu dan liat. Masing-masing fraksi memiliki ukuran dan sifat yang berbeda.
(Penjelasan mengenai fraksi tanah telah dijelaskan pada Tinjauan Pustaka).
Tanah yang bertekstur kasar mempunyai daya ikat terhadap air yang
lemah. Oleh karena itu, tanah mudah menjadi kering dan kurang subur. Untuk
mengatasinya dapat dilakukan cara dengan menambahkan bahan organik sehingga
kemampuan mengikat air meningkat. Hal ini disebabkan karena sifat bahan organik
sebagai zat perekat antara butir-butir tunggal.
Tanah yang bertekstur halus mempunyai keliatan yang tinggi dan
cenderung menjadi keras dan berbongkah jika dalam keadaan kering atau
kekurangan air. Hal ini dapat dilihat pada tanah Vertisol, tanah yang mempunyai
tekstur halus. Hal ini disebabkan kohesi butir-butirnya, kecil lempeng dari
rental.
Tanah berlempung dan berdebu mempunyai kandungan air yang cukup
sehingga akan menggembung dan melekat. Hal ini disebabkan daya menahan air pada
tanah lempung dan debu, pada umumnya besar. Apabila mengering, tanah ini
mengkerut dan mengabsorpsi (menyerap) banyak sekali energi. Namun, apabila
dilakukan pembasahan, akan kembali mengembang dengan melepaskan energi panas.
Terdapatnya debu dan lempung dalam tanah akan menentukan kehalusan teksturnya
serta lembutnya gerak air dan udara.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari hasil praktikum di lapangan adalah
Mengerti tentang derajat kerut dalam
suatu tanah yang diletakan dalam
Derajat Kerut Tanah
Tertinggi : Tanah Vertisol (26,832 %).
Terendah : Tanah Andisol (7,987 %).
Derajat kerut tertinggi pada Tanah
Vertisol, berarti tanah tersebut memiliki kandungan liat yang tinggi dan bahan
organik rendah. Sedangkan Tanah Andisol memiliki kandungan liat yang rendah dan
bahan organik yang tinggi.
Sifat mengembang dan mengkerutnya tanah
disebabkan oleh kandungan mineral liat montmorillonit yang tinggi.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Buckman, Harry O. and Nyle
C. Brady, Soegiman (terjemah). 1982. Ilmu Tanah. Bhratara Karya Aksara:
Jakarta.
Foth, Henry D. 1988.
Dasar-dasar Ilmu Tanah (terjemahan). Gajah Mada University Press: Yogyakarta.
Hardjowigeno,
Sarwono. 2010. Ilmu
Tanah. Akademika Pressindo: Jakarta.
Foth, Henry D. 1988. Dasar-dasar Ilmu
Tanah (terjemahan). Gajah Mada University Press: Yogyakarta.
Sutanto, Rachman. 2005. Dasar-dasar Ilmu
Tanah Konsep dan Kenyataan. Konstitusi; Yogyakarta.
Harrah's Lake Tahoe Hotel & Casino - MapyRO
BalasHapusFree and open hotel 강원도 출장샵 deals for Harrah's Lake 의왕 출장마사지 Tahoe Hotel & Casino in Stateline starting at $89. Save up 사천 출장샵 to 60% off 제주 출장샵 with our Hot Rate deals when booking a last 과천 출장샵